Selasa, 30 April 2013

TIPS SMART SEORANG MUSLIMAH MERAIH KEMULIAAN ILMU

KEHIDUPAN  


    Kewajiban menuntut ilmu dalam Islam tidak hanya dibebankan kepada kaum laki-laki, melainkan kepada setiap muslim secara umum, termasuk juga muslimah. Muslimah yang cerdas dan memiliki pengetahuan yang luas akan memiliki banyak keuntungan dan berpotensi untuk melahirkan generasi-generasi cerdas dan berpengetahuan juga. Muslimah yang cerdas akan menjadi pendamping yang hebat bagi suami dan dapat mengantarkan suaminya tuk memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan sebaik-baiknya. Muslimah yang memiliki kedalaman ilmu akan dapat mendidik anak-anak menjadi pribadi-pribadi baik dan berkualitas yang shaleh. InsyaAllah.


    Diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah hadist shahih; “man salaka thariiqan, yaltamisu fiihi ‘ilman, shhalallaahu lahuu bihi thariiqan ilal jannah.” Yang artinya, “Barang siapa menempuh jalan untuk menuntuk ilmu, maka Allah memudahkan baginya jalan ke surga.”

    Quran dan hadist adalah sumber ilmu dan pengetahuan yang merupakan wasiat dari Rasulullah. Rasulullah bersabda;“Aku tinggalkan ditengah-tengah kalian dua perkara. Selama kalian berpegang teguh dengan keduanya tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitu Kitabullah (al-Qur’an) dan Sunnahku (hadits).”(HR. Malik; Al-Hakim & Baihaqi).

    Selain Quran dan hadist kitapun dapat belajar dari sumber lain seperti Sirah Rasulullah, Sirah Para Sahabat dan Sahabiyah, Sirah Nabawiyah, dan Kitab-Kitab Ulama Klasik. Sumber-sumber ilmu tersebut akan memperkaya pengetahuan agama kita, namun tentu akan berat bagi sebagian orang untuk dapat mempelajarinya, terlebih bagi yang tidak atau kurang suka membaca. Untuk itulah adanya majelis-majelis ilmu dengan berbagai tema kajian baik tadabur Quran, sirah dan lainnya akan memudahkan kita untuk mempelajarinya.

    Jika kita masih sempat untuk pergi ke pusat-pusat perbelanjaan sekedar berkumpul bersama sahabat atau keluarga, cobalah sesekali berubah haluan untuk pergi menghadiri pengajian yang diadakan di sekitar rumah Anda. InsyaAllah, ketika Anda telah merasakan nikmatnya menuntut ilmu di majelis-majelis ilmu dan bertemu sahabat-sahabat baru yang selalu mengajak Anda pada kebaikan dan mempelajari hal-hal yang sebelumnya belum diketahui, Anda akan merasa ketagihan. Perlahan mungkin menghadiri majelis-majelis ilmu akan menjadi kebiasaan dan gaya hidup Anda.

    Ilmu yang baik adalah ilmu yang bermanfaat. Untuk dapat memperoleh ilmu yang bermanfaat, ada adab-adab dalam menuntut ilmu yang sebaiknya kita lakukan, yaitu :

    1.Mengikhlaskan niat menuntut ilmu karena Allah Ta’ala. Tidak boleh kita dalam menuntuk ilmu berniat untuk tujuan yang tidak baik seperti untuk berbantahan dengan ulama, untuk membantah orang-orang bodoh agar terlihat hebat atau perbuatan tidak baik lainnya. Menurut Imam Ibnu Jama’ah rahimahullah, “Niat yang baik dalam menuntut ilmu hendaklah ditujukan hanya untuk mengharap wajah Allah, beramal dengannya, menghidupkan syariat, menerangi hatinya, menghiasi batinnya, dan mengharap kedekatan dengan Allah pada hari kiamat, serta mencari segala apa yang Allah sediakan untuk ahlinya (ahli ilmu) berupa keridhaan dan karuniaNya yang besar.”

    2.Memohon ilmu yang bermanfaat. Hendaknya setiap penuntuk ilmu senantiasa memohon ilmu yang bermanfaat kepada Allah subhanahu wa Ta’ala dan memohon pertolongan kepadaNya dalam mencari ilmu, serta selalu merasa butuh kepadaNya. Diantara doa yang Rasulullah ucapkan adalah: “Ya Allah, aku memohon kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal, dan amal yang diterima.” (HR. Ahmad)

    3.Bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Rasulullah bersabda; “Sesungguhnya ilmu yang diperoleh dengan (sungguh-sungguh) belajar, dan sikap sabar (penyantun) diperoleh dengan membiasakan diri untuk sabar. Barangsiapa yang berusaha (keras) mencari kebaikan maka ia akan memperoleh kebaikan dan barangsiapa yang menjaga dirinya dari kejelekan (kejahatan) maka ia akan dilindungi Allah dari kejelekan (kejahatan).” (Diriwayatkan oleh Ibnul Jauzi dalam al’ilal mutanaahiyah dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu)

    4.Menjauhkan diri dari dosa dan maksiat. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan dalam kitabnya ad-Daa’ wad Dawaa´ bahwa seseorang tidak mendapat ilmu disebabkan dosa dan maksiat yang dilakukannya. Dosa yang paling besar adalah syirik dan durhaka kepada orangtua. Serta dosa-dosa besar lainnya, seperti makan harta orang lain, utang tidak dibayar, muamalah riba, minum khamr, makan dan minum dari usaha yang haram, membuka aurat di depan yang bukan mahramnya, dusta, ghibah, dan memfitnah seorang muslim. Termasuk sulit untuk menahan gerak lisannya.
    5.Tidak boleh sombong dan malu. Lihatlah bagaimana Nabi Musa meninggalkan dakwahnya untuk sementara waktu kemudian menuntut ilmu kepada Nabi Khidir.

    6.Diam dan mendengarkan baik-baik pelajaran yang disampaikan. Allah berfirman: “(Yaitu) mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal sehat.” (QS. Az Zumar (39) ayat 18).

    7.Berusaha memahami ilmu yang disampaikan. Sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud pernah berdoa: “Ya Allah tambahkanlah kepada kami keimanan, keyakinan, dan pemahaman (yang benar).” (Diriwayatkan oleh ‘Abdullah bin Imam Ahmad).

    8.Mengikat ilmu dengan tulisan. Rasulullah bersabda; “Ikatlah ilmu dengan tulisan.” (Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abdil Barr dari Anas bin Malik)

    9.Mengamalkan ilmu yang telah dipelajari. Rasulullah telah mengingatkan agar kita mengamalkan ilmu yang dipelajari, sebagaimana sabdanya; “Tidak akan beranjak kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat hinggat ia ditanya tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang ilmunya, apa yang telah diamalkan, tentang hartanya darimana ia peroleh dan kemana ia habiskan, tentang tubuhnya –capek dan letihnya- untuk apa ia gunakan.” (HR. Ar Tirmidzi).

Tidak ada komentar: